JAKARTA - Desa Pakel, Kecamatan Licin, Banyuwangi, kini menjadi contoh pengembangan ketahanan pangan lokal yang berhasil.
Pemerintah desa bersama Tim Penggerak (TP) PKK mengelola peternakan ayam petelur yang mampu memproduksi 18–20 kilogram telur setiap hari. Program ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber pendapatan desa, tetapi juga meningkatkan kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan warga setempat.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif tersebut. Menurutnya, pengelolaan peternakan ayam petelur yang dilakukan Pemdes Pakel berkolaborasi dengan PKK dapat memberikan dampak langsung pada kemandirian desa sekaligus memperkuat ketahanan pangan bagi masyarakat.
"Kami sangat apresiasi peternakan ayam petelur yang dikelola Pemdes Pakel bereng PKK. Ini bisa meningkatkan kemandirian dan ketahanan pangan desa," ujar Ipuk.
Peninjauan Langsung dan Program Bunga Desa
Ipuk sempat meninjau langsung peternakan tersebut saat menggelar program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) pada 8 Desember 2025. Kunjungan ini menegaskan perhatian pemerintah kabupaten terhadap upaya penguatan ekonomi lokal melalui inovasi desa.
Peternakan ayam petelur Desa Pakel menjadi pilot project untuk menunjukkan bahwa desa bisa mandiri dalam penyediaan pangan.
Secara ekonomi, keberadaan peternakan ini menjadi sumber pendapatan bagi desa dan warga yang terlibat dalam pengelolaannya. Produksi telur harian membantu mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar desa dan menstabilkan harga protein hewani bagi masyarakat.
"Dengan adanya peternakan ini, warga mendapat telur segar setiap hari dengan harga lebih terjangkau. Selain itu, desa memiliki tambahan pendapatan dari penjualan yang masuk ke kas desa," ujar Ipuk.
Kontribusi pada Ketahanan Pangan
Peternakan ayam petelur di Desa Pakel tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga pada ketahanan pangan. Produksi telur secara rutin memastikan kebutuhan protein warga terpenuhi dengan kualitas yang lebih baik, karena telur dipanen setiap hari.
Program ini selaras dengan kebijakan pemerintah pusat yang mendorong desa memperkuat produksi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan impor dan distribusi eksternal.
"Kami berharap semakin banyak desa mengembangkan inisiatif serupa. Kemandirian pangan harus ditingkatkan dari tingkat desa agar warga lebih sejahtera," lanjut Ipuk.
Skala Peternakan dan Produksi
Kepala Desa Pakel, Mulyadi, menjelaskan bahwa pengelolaan peternakan melibatkan warga setempat. Saat ini terdapat 430 ayam petelur, yang mampu menghasilkan 18–20 kilogram telur per hari atau sekitar 500 kilogram per bulan.
Produksi ini tidak hanya dijual, tetapi juga didistribusikan secara gratis kepada warga kurang mampu dan anak stunting setiap dua pekan sekali.
Harga jual telur di pasaran lokal berkisar Rp 25.000–26.000 per kilogram, dan seluruh keuntungan masuk ke kas desa untuk mendukung layanan dan pembangunan desa. Sistem ini memastikan bahwa pengelolaan peternakan memberikan manfaat ekonomi langsung bagi desa sekaligus membantu warga yang membutuhkan.
Keterlibatan Masyarakat dan Tenaga Kerja Lokal
Peternakan ini juga berperan sebagai sumber lapangan kerja bagi warga Desa Pakel. Camat Licin, Donny Arsilo Sofyan, menambahkan bahwa modal awal pembangunan peternakan menggunakan Dana Desa Program Ketahanan Pangan, sesuai ketentuan bahwa minimal 20 persen dana desa dialokasikan untuk program ketahanan pangan.
"Di Desa Pakel, dana desa digunakan untuk peternakan ayam petelur. Di desa lain di Kecamatan Licin, penerapannya menyesuaikan potensi masing-masing, misalnya peternakan kambing, perkebunan hidroponik, dan lain-lain," terang Donny.
Keterlibatan warga dalam pengelolaan peternakan juga memberikan pengalaman kerja, pelatihan, dan pemahaman tentang manajemen usaha lokal yang berkelanjutan.
Manfaat Sosial dan Ekonomi
Program peternakan ayam petelur ini menunjukkan dampak sosial yang nyata. Telur gratis yang dibagikan kepada warga kurang mampu membantu memenuhi kebutuhan protein bagi keluarga yang membutuhkan, mengurangi beban pengeluaran rumah tangga, dan meningkatkan gizi anak-anak stunting.
Selain itu, penjualan telur juga menambah kas desa, sehingga pembangunan infrastruktur dan layanan publik dapat terus didukung.
Peternakan ini sekaligus memperlihatkan bahwa desa dapat mengelola sumber daya lokal secara mandiri. Dengan memanfaatkan lahan desa dan modal Dana Desa secara produktif, Desa Pakel berhasil menciptakan siklus ekonomi yang bermanfaat bagi warga, memperkuat ketahanan pangan, dan mendorong kemandirian desa.
Sinergi Pemerintah dan PKK
Keberhasilan peternakan ini tidak lepas dari sinergi antara Pemerintah Desa dan TP PKK. Keterlibatan PKK memastikan distribusi hasil produksi tepat sasaran dan kegiatan pemberdayaan perempuan di desa dapat berjalan efektif.
Program ini menjadi contoh nyata kolaborasi pemerintah desa dan lembaga sosial lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bupati Ipuk menekankan pentingnya replikasi program serupa di desa-desa lain. “Kami berharap desa lain mencontoh Desa Pakel dengan mengembangkan produk lokal sesuai potensi masing-masing. Ini akan memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat secara luas,” ujarnya.
Potensi Pengembangan Ke Depan
Ke depan, peternakan ayam petelur Desa Pakel memiliki potensi berkembang lebih besar. Peningkatan jumlah ayam, diversifikasi produk, dan optimalisasi distribusi dapat meningkatkan kapasitas produksi serta memperluas manfaat ekonomi dan sosial.
Inovasi seperti penambahan pengolahan telur menjadi produk olahan juga memungkinkan desa meningkatkan nilai tambah.
Selain itu, Desa Pakel bisa menjadi model bagi desa-desa lain di Banyuwangi maupun nasional untuk mengembangkan program ketahanan pangan berbasis desa, memanfaatkan Dana Desa secara produktif, dan memberdayakan masyarakat lokal.
Peternakan ayam petelur Desa Pakel menunjukkan bagaimana desa dapat mengoptimalkan sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan.
Dengan produksi 18–20 kilogram telur per hari, keterlibatan warga, Dana Desa, serta dukungan TP PKK, Desa Pakel berhasil menciptakan model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
Program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga sosial, melalui distribusi telur gratis bagi warga kurang mampu dan anak stunting. Sinergi pemerintah, PKK, dan masyarakat menjadikan Desa Pakel contoh inspiratif bagi desa-desa lain di Indonesia.