JAKARTA - Kesadaran untuk memeriksa gula darah sering kali baru muncul setelah seseorang mengalami keluhan kesehatan yang cukup serius.
Padahal, lonjakan kadar gula darah kerap terjadi secara perlahan dan tanpa gejala yang jelas. Inilah alasan mengapa pemeriksaan gula darah menjadi langkah krusial dalam menjaga kesehatan metabolik dan mencegah diabetes sejak dini.
Gula darah yang berada di atas batas normal tidak hanya berkaitan dengan diabetes, tetapi juga dapat menandakan gangguan metabolisme lain yang berisiko menimbulkan komplikasi jangka panjang.
Sayangnya, masih banyak orang yang belum memahami kapan waktu yang tepat untuk memeriksa gula darah serta metode apa yang memberikan hasil paling akurat.
Dr. I Gusti Ngurah Adhiartha, Sp.PD-KEMD, FINASIM, dokter endokrinologi dari Siloam Hospitals TB Simatupang, menjelaskan pentingnya memahami cara pemeriksaan gula darah yang benar. Menurutnya, ketepatan waktu dan metode pemeriksaan sangat menentukan keakuratan hasil yang diperoleh.
“Penting untuk mengetahui cara yang tepat dalam memeriksa gula darah agar hasilnya akurat. Tes ini juga perlu dilakukan di waktu yang tepat,” katanya.
Beragam Metode Pemeriksaan Gula Darah
Secara umum, terdapat beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengecek kadar gula darah. Setiap metode memiliki tujuan dan waktu pemeriksaan yang berbeda, sehingga pemilihannya perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.
Menurut Adhiartha, pemeriksaan gula darah dapat dilakukan melalui tes gula darah puasa, tes gula darah dua jam setelah makan, serta tes gula darah sewaktu. Ketiganya digunakan untuk menilai respons tubuh terhadap glukosa dalam situasi yang berbeda.
Pemahaman terhadap jenis tes ini penting agar hasil pemeriksaan tidak disalahartikan. Kesalahan dalam waktu pengambilan sampel atau metode pemeriksaan dapat menyebabkan hasil yang kurang akurat dan berpotensi menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu.
Tes Gula Darah Puasa
Tes gula darah puasa dilakukan setelah seseorang berpuasa selama minimal delapan jam. Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan pada pagi hari sebelum sarapan. Tes ini sering menjadi pemeriksaan awal untuk menilai kondisi metabolisme glukosa seseorang.
Berikut kisaran kadar gula darah puasa dalam satuan miligram per desiliter (mg/dl):
Normal: antara 70 hingga 90 mg/dl
Prediabetes: antara 100 hingga 125 mg/dl
Diabetes: lebih dari 126 mg/dl
Jika hasil tes menunjukkan angka yang mengarah pada diabetes, maka diperlukan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan darah vena agar hasilnya lebih akurat dan dapat dijadikan dasar diagnosis medis.
Tes Gula Darah Dua Jam Setelah Makan
Selain pemeriksaan puasa, tes gula darah dua jam setelah makan juga sering digunakan untuk melihat bagaimana tubuh memproses gula setelah asupan makanan. Pemeriksaan ini dilakukan tepat dua jam setelah seseorang selesai makan.
Adapun kisaran kadar gula darah dua jam setelah makan adalah sebagai berikut:
Normal: kurang dari 140 mg/dl
Prediabetes: antara 140 hingga 199 mg/dl
Diabetes: lebih dari 200 mg/dl
Tes ini membantu dokter menilai apakah tubuh mampu mengendalikan lonjakan gula darah setelah makan. Nilai yang tinggi dapat menjadi indikasi adanya gangguan toleransi glukosa.
Tes Gula Darah Sewaktu
Tes gula darah sewaktu merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu memperhatikan waktu makan. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan ketika seseorang mengalami gejala tertentu yang dicurigai berkaitan dengan diabetes.
Jika kadar gula darah sewaktu menunjukkan angka lebih dari 200 mg/dl dan disertai gejala, maka kondisi tersebut dapat mengarah pada diabetes. Tes ini sering digunakan sebagai pemeriksaan awal sebelum dilakukan tes lanjutan di laboratorium.
Waktu Ideal untuk Melakukan Pemeriksaan
Menurut Adhiartha, pemeriksaan gula darah sebaiknya tidak hanya dilakukan saat tubuh sudah menunjukkan keluhan. Pemeriksaan rutin justru sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terhadap diabetes.
Kelompok berisiko tersebut meliputi orang dengan riwayat keluarga diabetes, obesitas, hipertensi, serta individu yang berusia lebih dari 40 tahun. Faktor-faktor ini meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan metabolisme glukosa.
“Jika Anda memiliki faktor risiko tersebut, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin,” katanya.
Dengan pemeriksaan berkala, perubahan kadar gula darah dapat terdeteksi lebih cepat sehingga langkah pencegahan dapat segera dilakukan.
Perbedaan Glukometer dan Tes Laboratorium
Adhiartha juga menekankan pentingnya memahami perbedaan antara pemeriksaan gula darah menggunakan glukometer dan tes laboratorium. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda dan tidak bisa disamakan.
"Glukometer yang digunakan di rumah hanya memberikan perkiraan gula darah dengan menggunakan darah kapiler, sedangkan untuk diagnosa yang lebih akurat, kita memerlukan tes dengan darah vena di laboratorium," jelasnya.
Glukometer sangat membantu untuk pemantauan harian, terutama bagi penderita diabetes. Namun, untuk penegakan diagnosis medis yang pasti, pemeriksaan laboratorium tetap menjadi standar utama.
Pentingnya Pemeriksaan Gula Darah Rutin
Pemeriksaan gula darah secara teratur berperan besar dalam mendeteksi diabetes maupun prediabetes sejak tahap awal. Deteksi dini memungkinkan pengelolaan penyakit yang lebih efektif sebelum muncul komplikasi serius.
“Jika terdeteksi dini, diabetes bisa dikelola dengan lebih baik melalui perubahan gaya hidup dan, jika perlu, pengobatan,” ujarnya.
Selain itu, pemeriksaan rutin juga membantu mencegah berbagai komplikasi, seperti kerusakan ginjal, gangguan jantung, dan kerusakan pembuluh darah yang kerap muncul akibat gula darah tinggi yang tidak terkontrol.
Adhiartha mengingatkan bahwa upaya pencegahan tidak hanya bergantung pada pemeriksaan medis. Menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, serta mengelola stres merupakan langkah preventif penting untuk menurunkan risiko peningkatan gula darah.
Dengan memahami cara dan waktu pemeriksaan yang tepat, masyarakat diharapkan dapat lebih proaktif menjaga kesehatan dan mencegah diabetes sejak dini.