JAKARTA - Jumlah pekerja informal di Indonesia menunjukkan tren peningkatan, yang menjadi perhatian pemerintah.
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menilai peningkatan tersebut merupakan dampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Kondisi ini membuat banyak masyarakat mencari pekerjaan di sektor informal sebagai alternatif untuk tetap mendapatkan penghasilan.
“Kerja informal meningkat karena growth-nya lambat,” ungkap Purbaya. Pernyataan ini menegaskan bahwa sektor informal kerap menjadi tumpuan ketika kesempatan kerja formal terbatas.
Dampak Ekonomi dan Rencana Pemerintah
Meski jumlah pekerja informal meningkat, Purbaya menegaskan pemerintah tengah berupaya membalikkan arah pertumbuhan ekonomi agar tercipta lapangan kerja yang lebih stabil. Tujuannya adalah mendorong pekerja informal beralih menjadi pekerja tetap sehingga pendapatan mereka lebih terjamin.
“Ini sedang kita coba balikkan arah pertumbuhan ekonomi kita. Karena informal kadang-kadang income-nya gak menentu,” ujar Purbaya.
Fokus pemerintah adalah memperkuat sektor formal agar lebih banyak masyarakat memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang stabil, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Data Tenaga Kerja Informal
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tenaga kerja informal di Indonesia masih mendominasi struktur ketenagakerjaan nasional. Pada Februari 2025, tercatat sebanyak 86,56 juta orang bekerja di sektor informal, atau 59,40% dari total penduduk bekerja.
Sementara itu, pekerja formal hanya mencapai 59,19 juta orang, setara 40,60% dari total tenaga kerja. Dibandingkan Februari 2024, persentase penduduk yang bekerja pada sektor informal naik 0,23 poin, sedangkan pekerja formal mengalami penurunan 0,23 poin.
Data ini menunjukkan bahwa sektor informal menjadi andalan banyak masyarakat dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, namun sekaligus menghadirkan risiko pendapatan yang tidak stabil.
Risiko Ekonomi Pekerja Informal
Menurut Bank Dunia, maraknya tenaga kerja di sektor informal berpotensi membuat masyarakat kelas menengah menjadi rentan miskin, sekaligus menghambat laju pertumbuhan ekonomi nasional.
“Banyaknya individu di kawasan ini bekerja di sektor informal atau dengan produktivitas rendah. Kelompok masyarakat yang rentan jatuh miskin kini lebih besar daripada kelas menengah di sebagian besar negara,” demikian laporan Bank Dunia,.
Purbaya menekankan bahwa keberadaan pekerja informal yang signifikan memerlukan perhatian serius agar risiko ekonomi tidak meluas dan berdampak pada stabilitas sosial.
Strategi Pemerintah Memperkuat Lapangan Kerja
Pemerintah berkomitmen memperkuat lapangan kerja formal melalui beberapa strategi. Salah satunya adalah memberikan insentif kepada sektor usaha untuk membuka lapangan kerja baru, mendorong investasi yang berorientasi pada penciptaan pekerjaan, serta memberikan pelatihan keterampilan agar pekerja dapat bersaing di sektor formal.
“Pekerja informal yang meningkat adalah indikator bahwa kita perlu perbaiki struktur ekonomi. Pemerintah akan mendorong pertumbuhan sektor formal agar masyarakat memiliki pekerjaan dengan pendapatan pasti,” kata Purbaya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan jumlah pekerja formal, tetapi juga mengurangi ketergantungan masyarakat pada pekerjaan yang rentan dan produktivitasnya rendah.
Transformasi Sektor Informal
Purbaya menekankan pentingnya transformasi sektor informal menjadi lebih produktif dan terorganisir. Upaya ini mencakup program pelatihan bagi pelaku ekonomi informal, penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta akses pembiayaan untuk mendorong keberlanjutan usaha.
Dengan cara ini, pekerja informal tidak hanya menjadi alternatif saat krisis ekonomi, tetapi juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan nasional melalui sektor yang lebih terstruktur dan produktif.
Selain itu, pemerintah berupaya meningkatkan literasi finansial masyarakat agar pekerja informal mampu mengelola pendapatan dan menabung untuk masa depan, sehingga risiko ekonomi dapat diminimalkan.
Dampak Positif bagi Perekonomian
Jika program ini berhasil, diharapkan pekerja informal dapat beralih ke pekerjaan formal yang lebih stabil. Pertumbuhan sektor formal akan memperkuat daya beli masyarakat, menstabilkan perekonomian, dan membangun fondasi pertumbuhan berkelanjutan.
Purbaya optimistis bahwa arah pertumbuhan ekonomi yang diperbaiki akan memberi dampak positif pada struktur ketenagakerjaan.
Peningkatan pekerjaan formal serta produktivitas sektor informal diharapkan menurunkan risiko kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita sedang membalikkan arah pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, pekerja informal bisa mendapatkan income yang lebih pasti dan beralih menjadi pekerja tetap,” tegasnya.
Kolaborasi dan Masa Depan Tenaga Kerja
Pemerintah menekankan perlunya kolaborasi lintas lembaga untuk mengurangi risiko pekerjaan informal. Strategi ini mencakup sinergi antara kementerian, bank, dan pelaku usaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, produktif, dan stabil.
Kombinasi kebijakan makroekonomi, stimulus sektor formal, serta penguatan kapasitas pekerja informal diharapkan mampu mengendalikan tren peningkatan tenaga kerja informal.
Fokusnya adalah memastikan masyarakat memperoleh pekerjaan yang produktif, berpenghasilan tetap, dan berdaya tahan terhadap fluktuasi ekonomi.
Langkah-langkah ini menjadi bagian dari visi pemerintah untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, dan sejahtera, mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang, serta membangun fondasi masyarakat yang lebih stabil.