Kilang Cilacap

Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja

Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja

JAKARTA - Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap menegaskan komitmennya dalam menjadikan keselamatan kerja sebagai budaya utama melalui program Safety Leadership Program (SLP) yang diperuntukkan bagi tenaga alih daya (TAD). Program ini dirancang secara khusus untuk meningkatkan kesadaran dan kepemilikan dalam aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (HSSE), sekaligus memperkuat budaya keselamatan di setiap lini operasional kilang.

Manager HSSE Kilang Cilacap, Reza Merizki Siregar, menegaskan bahwa tenaga alih daya merupakan bagian penting dalam mendukung keberhasilan operasional kilang. “TAD menjadi bagian penting dalam mendukung kesuksesan operasional Kilang Cilacap,” ujarnya. Dengan melibatkan TAD secara aktif, perusahaan berharap budaya keselamatan dapat melekat kuat di setiap individu, tidak hanya bagi pekerja organik.

SLP dianggap sebagai program strategis yang dapat membangun budaya keselamatan berkelanjutan. Reza menekankan bahwa tujuan utama dari program ini adalah tercapainya budaya generatif. Budaya kerja generatif merupakan pendekatan yang menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama, dijalankan secara konsisten, dan berasal dari kesadaran setiap individu. “Ini budaya kerja yang menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama dan dijalankan konsisten dari dalam diri setiap individu,” tegasnya.

Menurut Reza, keselamatan bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga tanggung jawab setiap pekerja, termasuk tenaga alih daya. Melalui SLP, Kilang Cilacap ingin menanamkan pemahaman bahwa keselamatan dimulai dari hati. Kesadaran individu terhadap safety akan memengaruhi perilaku aman yang terbawa tidak hanya di tempat kerja, tetapi juga di rumah dan lingkungan sekitar. “Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa keselamatan dimulai dari hati. Jika safety sudah menjadi bagian dari diri, maka perilaku aman akan terbawa ke keluarga, lingkungan, hingga tempat kerja,” jelas Reza.

Program pelatihan SLP diikuti oleh 379 tenaga alih daya selama dua hari pada akhir Agustus 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Diklat Kilang Cilacap, menghadirkan berbagai materi yang relevan dengan penerapan keselamatan kerja. Peserta mendapatkan pembekalan mengenai kepemimpinan dalam aspek keselamatan, perilaku aman atau safety behavior, serta praktik menciptakan budaya safety yang lahir dari kesadaran individu. Materi tersebut dirancang agar peserta mampu mengimplementasikan budaya keselamatan dalam pekerjaan sehari-hari.

Dengan pendekatan partisipatif, peserta tidak hanya menerima materi secara pasif. Mereka diajak berbagi pengalaman, melakukan simulasi, dan merumuskan langkah konkret dalam meningkatkan budaya keselamatan di unit kerja masing-masing. Interaksi ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab setiap individu terhadap keselamatan, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan secara langsung dalam operasional kilang.

Reza menyampaikan harapannya bahwa program SLP dapat memperkuat peran serta seluruh pekerja, baik organik maupun alih daya, dalam mendukung kelancaran dan keamanan operasional kilang. Kesadaran kolektif akan keselamatan diyakini mampu menurunkan risiko kecelakaan kerja dan meningkatkan produktivitas. Dengan budaya keselamatan yang kuat, setiap kegiatan operasional dapat dilakukan dengan lebih aman dan efisien.

Kilang Cilacap sendiri merupakan kilang terbesar di Indonesia dan memiliki peran strategis dalam penyediaan bahan bakar nasional. Kilang ini menyuplai 34 persen kebutuhan BBM nasional dan 60 persen kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Beroperasi sejak 49 tahun lalu, kilang ini memiliki kapasitas produksi sebesar 348 ribu barel per hari dan melibatkan lebih dari 967 pekerja, baik organik maupun alih daya. Kompleksitas operasional dan skala produksi yang besar menuntut penerapan standar keselamatan yang tinggi untuk melindungi pekerja serta menjaga keberlanjutan operasional.

Selain kapasitas besar, Kilang Cilacap memiliki tantangan unik terkait manajemen keselamatan, karena melibatkan banyak pihak, termasuk tenaga alih daya dari berbagai perusahaan mitra. Oleh karena itu, SLP dirancang agar standar keselamatan dapat diterapkan secara konsisten di seluruh unit kerja, tanpa membedakan status pekerja. Keterlibatan TAD dalam program ini menjadi bukti bahwa perusahaan berkomitmen pada keselamatan sebagai budaya yang inklusif.

SLP di Kilang Cilacap juga menekankan prinsip kepemimpinan keselamatan. Setiap peserta dilatih untuk menjadi teladan dan penggerak budaya keselamatan di unit masing-masing. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan kesadaran individu, tetapi juga memperkuat kepemimpinan dalam penerapan HSSE. Peserta diharapkan dapat mengidentifikasi risiko, mengambil tindakan preventif, dan mendorong rekan kerja untuk menerapkan praktik aman.

Program ini juga menunjukkan bahwa perusahaan memahami pentingnya pelatihan yang berkelanjutan. Keselamatan kerja bukan hanya kegiatan sesaat, tetapi harus menjadi bagian dari budaya sehari-hari. Melalui SLP, Kilang Cilacap ingin memastikan setiap pekerja memiliki pemahaman yang sama mengenai pentingnya keselamatan dan mampu menerapkannya secara konsisten.

Dengan pelatihan yang komprehensif, pendekatan partisipatif, dan fokus pada kepemimpinan keselamatan, SLP diharapkan menjadi program yang berdampak jangka panjang. Budaya generatif yang dihasilkan dari program ini diyakini dapat meningkatkan produktivitas, menurunkan risiko kecelakaan, dan memperkuat integritas operasional kilang.

Secara keseluruhan, Safety Leadership Program di Kilang Cilacap membuktikan bahwa keselamatan kerja dapat menjadi budaya utama yang diterapkan di seluruh lini, baik pekerja organik maupun alih daya. Program ini menggabungkan pelatihan, partisipasi aktif, dan penguatan kepemimpinan untuk memastikan budaya keselamatan berkelanjutan. Dengan demikian, Kilang Cilacap tidak hanya menjaga keselamatan pekerja, tetapi juga menjamin kelancaran operasional dan kontribusi optimal terhadap penyediaan energi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index