Energi

Presiden Prabowo Resmikan 55 Proyek Energi Terbarukan di 15 Provinsi

Presiden Prabowo Resmikan 55 Proyek Energi Terbarukan di 15 Provinsi
Presiden Prabowo Resmikan 55 Proyek Energi Terbarukan di 15 Provinsi

JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan pembangunan 55 proyek pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) di 15 provinsi pada Kamis. Acara peresmian dilakukan melalui video conference karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan kehadiran langsung di lokasi utama. Proyek besar ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi nasional.

“Saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Saya tidak dapat hadir secara fisik karena ketidakpastian akibat cuaca. Saya sudah siap sejak pukul 08.00 pagi untuk terbang, tetapi karena cuaca tidak memungkinkan, saya terpaksa hadir melalui video conference,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya.

Meski dilaksanakan secara daring, Presiden menekankan bahwa proyek ini memiliki nilai strategis yang sangat penting untuk masa depan bangsa. Pembangunan pembangkit energi baru dan terbarukan serta peningkatan produksi minyak di Blok Cepu sebesar 30 ribu barel per hari, menurut Presiden, merupakan tonggak penting menuju kemandirian energi Indonesia.

Menuju Swasembada Energi
Presiden Prabowo menegaskan bahwa kemandirian energi adalah kunci dalam membangun negara yang berdaulat. Ia menyebut Indonesia memiliki potensi sumber daya energi yang melimpah, baik dari sektor minyak dan gas, maupun energi terbarukan seperti panas bumi, air, angin, dan tenaga surya.

“Peresmian pembangunan dan pengoperasian energi terbarukan di 15 provinsi dan peningkatan produksi minyak di Blok Cepu adalah momentum yang sangat penting dalam pembangunan kita sebagai bangsa. Ini semua adalah upaya untuk membuat bangsa kita swasembada energi,” tutur Prabowo.

Proyek EBT yang dimaksud mencakup berbagai jenis pembangkit, namun sebagian besar berfokus pada pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Pembangunan ini akan tersebar di berbagai provinsi dengan potensi sumber panas bumi terbesar, seperti Sumatera Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Prabowo optimistis bahwa dengan pengelolaan yang baik, sumber daya tersebut dapat dikelola secara berkelanjutan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat serta mendukung ekonomi hijau.

Ketahanan Pangan Seiring Ketahanan Energi
Presiden juga menyinggung capaian penting di sektor pangan. Ia menyebut bahwa Indonesia kini tengah berada di jalur percepatan menuju swasembada pangan, didukung oleh peningkatan produksi padi dan jagung secara signifikan di berbagai daerah.

“Bangsa Indonesia sekarang menuju swasembada pangan dengan sangat yakin dan sangat pesat. Saya telah memberi target untuk kita semapai swasembada pangan dalam empat tahun. Ternyata hasil beberapa bulan ini sudah menunjukkan produksi kita meningkat secara luar biasa,” ungkapnya.

Presiden menyebut bahwa cadangan beras dan jagung yang ada saat ini berada pada titik tertinggi dalam sejarah Republik Indonesia. Bahkan, dalam semester pertama tahun 2025, produksi pangan nasional mencatatkan rekor tertinggi dengan peningkatan 40-50% di beberapa wilayah sentra produksi.

“Kemerdekaan suatu bangsa ditentukan oleh kemampuannya memberi makan rakyat dan menjamin kehidupan yang layak. Energi dan pangan adalah kunci bagi kita untuk bertahan dan mandiri sebagai bangsa,” tambah Presiden Prabowo.

Kedaulatan Energi dan Komitmen Emisi Nol
Melalui pembangunan pembangkit EBT ini, Presiden menyatakan bahwa Indonesia tidak hanya bergerak menuju kemandirian energi, tetapi juga menunjukkan komitmen serius dalam mengurangi emisi karbon (net zero emission).

“Kita akan menjadi negara yang mampu mencapai net zero carbon emission tepat waktu. Tetapi yang lebih penting adalah kita bisa menghasilkan energi secara efisien dan ekonomis, tanpa membebani logistik dan anggaran negara,” ujarnya.

Prabowo mengungkapkan bahwa proyek-proyek ini akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendorong inovasi dalam pemanfaatan sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan agenda global untuk menanggulangi perubahan iklim dan memenuhi komitmen Paris Agreement.

Ia juga menekankan bahwa pembangunan energi baru bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kedaulatan dan kemakmuran rakyat. Dengan listrik yang tersedia di seluruh wilayah, maka aktivitas ekonomi akan tumbuh, kesejahteraan meningkat, dan ketimpangan wilayah dapat ditekan.

Pemerataan Pembangunan di 15 Provinsi
Proyek pembangunan ini menyasar 15 provinsi dengan karakteristik sumber daya dan kebutuhan energi yang berbeda-beda. Masing-masing daerah telah dirancang untuk menyesuaikan jenis pembangkit dengan potensi lokalnya. Beberapa di antaranya meliputi:

PLTP di Jawa Barat dan Sumatera Barat

PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Nusa Tenggara Timur

PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) di wilayah pegunungan Kalimantan dan Papua

Pembangunan ini diyakini akan menciptakan efek domino dalam perekonomian lokal, termasuk membuka lapangan kerja, mendukung UMKM, serta meningkatkan akses energi di daerah terpencil.

Dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Presiden Prabowo menegaskan bahwa seluruh elemen pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bersinergi dalam menyukseskan agenda besar ini. Ia berharap proyek energi baru ini menjadi pemantik semangat untuk bekerja sama dan memprioritaskan kepentingan nasional di atas segalanya.

“Hari ini kita harus mulai pembangunan 55 pembangkit energi baru dan terbarukan. Kita harus jadikan PLTP sebagai bukti bahwa Indonesia menuju kemandirian. Kita akan berdiri di atas kaki kita sendiri dan mampu memberi energi untuk seluruh rakyat Indonesia dalam keadaan yang efisien dan ekonomis,” tegasnya.

Dalam penutupnya, Presiden juga memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran kementerian, investor, serta tenaga ahli yang telah bekerja keras dalam merancang dan mempersiapkan proyek ini. Ia berharap seluruh proyek dapat selesai tepat waktu dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Peresmian 55 pembangkit energi terbarukan oleh Presiden Prabowo menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak hanya berambisi menjadi lumbung pangan dunia, tetapi juga negara mandiri energi yang siap menghadapi tantangan krisis global. Dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, pengelolaan yang baik, serta komitmen nasional yang kuat, Indonesia melangkah mantap menuju masa depan yang berkelanjutan dan berdaulat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index