JAKARTA - Perusahaan jasa logistik JNE menunjukkan kepedulian tinggi terhadap korban bencana di Sumatera.
Lebih dari 500 ton bantuan berhasil didistribusikan berkat kolaborasi dengan mitra dan masyarakat di seluruh Indonesia.
Presiden Direktur JNE, M. Feriadi Soeprapto, menekankan bahwa distribusi ini difokuskan pada pemenuhan kebutuhan mendesak warga terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Bantuan yang dikirim mencakup bahan pokok, pakaian, selimut, serta perlengkapan kesehatan dasar, termasuk P3K, multivitamin, dan obat-obatan esensial.
Feriadi menyebutkan bahwa program distribusi bantuan ini merupakan wujud nyata kepedulian perusahaan terhadap warga terdampak, sekaligus bentuk tanggung jawab sosial yang dijalankan secara profesional.
“Berkat kepedulian dan kolaborasi dari seluruh #TemanJNE di seluruh Indonesia yang mengamanahkan bantuannya kepada JNE, total bantuan yang di distribusikan mencapai lebih dari 500 ton,” kata Feriadi.
Ia menambahkan, kecepatan distribusi menjadi prioritas utama agar masyarakat bisa segera mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
Bantuan untuk Bayi, Lansia, dan Kebutuhan Higienis
Selain kebutuhan pokok dan medis, JNE juga menyalurkan bantuan spesifik untuk kelompok rentan, termasuk bayi dan lansia. Bantuan ini mencakup popok, susu formula, serta perlengkapan higienis sehari-hari seperti sabun, sampo, dan pembalut wanita.
Selain itu, perusahaan juga menyediakan tenda darurat, genset, dan berbagai perlengkapan penting lainnya untuk mendukung kehidupan sementara di wilayah terdampak.
Feriadi menekankan, distribusi bantuan bukan hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas dan relevansi. Bantuan disesuaikan dengan kebutuhan tiap kelompok masyarakat, sehingga efektif meringankan beban mereka di masa darurat. Dengan pendekatan ini, JNE ingin memastikan bantuan dapat digunakan secara maksimal dan tepat guna.
Pelepasan Distribusi Bantuan dari Jakarta
Pelepasan distribusi bantuan dilakukan secara resmi pada 10 Desember 2025 dari Jakarta. Sebelumnya, sejak 1 Desember 2025, JNE telah menyalurkan lebih dari 280 ton bantuan secara bertahap dari donasi masyarakat yang dititipkan melalui layanan perusahaan.
Setiap pengiriman dirancang agar tepat waktu, meskipun lokasi terdampak berada di wilayah sulit dijangkau.
Menurut Feriadi, keterlibatan masyarakat melalui program donasi menjadi salah satu kunci sukses penyaluran bantuan.
Dengan dukungan #TemanJNE dari berbagai daerah, bantuan dapat dikumpulkan, dikoordinasikan, dan dikirimkan dengan efisien, memastikan semua paket sampai kepada warga terdampak sesuai prioritas kebutuhan mereka.
Sinergi dengan Lembaga Kemanusiaan Perkuat Distribusi
JNE tidak menyalurkan bantuan sendirian. Perusahaan menggandeng sejumlah lembaga kemanusiaan terpercaya, seperti Rumah Zakat, Bulan Sabit Merah Indonesia (BMSI), DT Peduli Aceh, Yatim Mandiri Sumut, Silangit, DT Peduli Sumut di Medan, serta DT Peduli Sumbar di Padang.
Kolaborasi ini memungkinkan bantuan disalurkan secara langsung kepada korban, memanfaatkan jaringan distribusi dan tim lapangan yang sudah berpengalaman.
Feriadi menjelaskan, kerja sama ini memastikan setiap paket bantuan diterima secara efektif dan efisien. Dengan bantuan lembaga kemanusiaan, JNE dapat meminimalkan risiko keterlambatan distribusi dan memastikan bantuan diterima oleh mereka yang paling membutuhkan, termasuk di daerah terpencil dan sulit dijangkau.
Program Donasi Gratis Ongkos Kirim Konsisten Dilakukan JNE
Program pengiriman donasi gratis bukan hal baru bagi JNE. Perusahaan telah menjalankan program serupa pada bencana nasional sebelumnya, seperti Gempa Lombok 2018, Erupsi Gunung Merapi Semeru 2021, dan Gempa Cianjur 2022.
Pada setiap kesempatan, JNE menanggung biaya pengiriman, memudahkan masyarakat dan organisasi menyalurkan bantuan secara cepat dan aman.
Feriadi menegaskan, program ini menjadi wujud komitmen sosial JNE yang berkelanjutan. Perusahaan tidak hanya berperan sebagai penyedia jasa logistik, tetapi juga sebagai mitra kemanusiaan yang membantu meringankan penderitaan masyarakat terdampak bencana.
Keberhasilan distribusi lebih dari 500 ton bantuan di Sumatera ini menjadi bukti nyata efektivitas dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Selain itu, sistem logistik yang telah dimiliki JNE memungkinkan distribusi besar dilakukan dengan koordinasi yang baik, meskipun wilayah terdampak mengalami kerusakan infrastruktur. Hal ini memastikan bantuan sampai dengan cepat dan tepat, tanpa menimbulkan hambatan berarti.
Program ini diharapkan menjadi contoh bagi sektor swasta lain dalam mengambil peran aktif saat terjadi bencana, serta mendorong kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, dan lembaga kemanusiaan. Dengan sinergi ini, bantuan dapat lebih cepat dan tepat sasaran, serta manfaatnya dirasakan langsung oleh korban.
Distribusi bantuan oleh JNE mencerminkan tanggung jawab sosial yang kuat serta kemampuan operasional perusahaan dalam mengelola logistik besar dan kompleks.
Lebih dari 500 ton bantuan yang dikirimkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pokok, kesehatan, perlindungan, dan kenyamanan korban bencana banjir dan tanah longsor.
Selain itu, pengalaman JNE dalam menyalurkan bantuan pada bencana sebelumnya memberikan pelajaran penting dalam merancang sistem distribusi yang efektif.
Mulai dari pengumpulan donasi, pengelolaan gudang, hingga pengiriman ke lokasi terdampak, setiap tahap diperhitungkan untuk memastikan bantuan sampai tepat waktu dan dalam kondisi baik.
Feriadi menambahkan, upaya distribusi bantuan ini akan terus dipantau dan dievaluasi. JNE berkomitmen memastikan bahwa bantuan yang telah dikirimkan digunakan secara maksimal, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan langkah ini, diharapkan korban bencana dapat kembali pulih lebih cepat dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi dengan baik.
Keseluruhan langkah ini menunjukkan bahwa JNE tidak hanya fokus pada bisnis logistik, tetapi juga peduli pada tanggung jawab sosial. Dukungan masyarakat, mitra perusahaan, dan lembaga kemanusiaan membuat program ini berhasil besar.
Dengan sinergi yang terbangun, bantuan yang diberikan tidak hanya mengurangi penderitaan masyarakat terdampak, tetapi juga membangun rasa solidaritas yang kuat di tengah situasi sulit.