JAKARTA - Dalam dunia keamanan siber, prestasi tak hanya diukur dari kemampuan teknis, tetapi juga kemampuan berkolaborasi dan beradaptasi dalam kompetisi internasional.
Baru-baru ini, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki talenta yang siap bersaing di tingkat global. Delegasi Indonesia dari BSSN berhasil menempati Juara II dalam The 3rd ASEAN Cyber Shield (ACS) Hacking Contest yang digelar di Busan, Korea Selatan.
Melalui akun resmi @bssn_ri di Instagram pada Kamis, BSSN menekankan bahwa keikutsertaan dalam ajang ini bertujuan memperkuat kerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN.
Kontes ACS sendiri merupakan program pengembangan kapasitas keamanan siber di kawasan ASEAN yang digagas oleh Korea Information Security Agency (KISA). Ajang ini menjadi sarana penting untuk mengasah kemampuan teknis sekaligus membangun jejaring profesional antarnegara.
Mekanisme Kontes dan Tantangan Teknis
ACS Hacking Contest menggunakan format capture the flag (CTF), yakni kompetisi di mana peserta harus menemukan “bendera” berupa string teks rahasia yang tersembunyi dalam sistem atau aplikasi yang sengaja dibuat rentan.
Kompetisi ini menuntut keterampilan tinggi di berbagai bidang, termasuk kriptografi, rekayasa balik, eksploitasi web, dan teknik keamanan komputer lainnya. Bentuk kompetisinya bisa disamakan dengan mode permainan klasik: tim bersaing untuk merebut “bendera” lawan, tetapi dalam konteks digital yang kompleks.
Tipe soal CTF di ACS terbagi menjadi dua format utama: jeopardy dan attack-defense. Materi yang diujikan meliputi reverse engineering, binary exploitation, forensics, cryptography, blockchain, OSINT, network, dan web exploitation. Tujuan utama CTF adalah menguji sekaligus meningkatkan keterampilan teknis peserta, termasuk kemampuan pemrograman dan pemecahan masalah secara praktis.
Hasil kompetisi menunjukkan bahwa dua tim dari Vietnam berhasil menempati Juara I dan Juara III, sedangkan tim dari BSSN menempati posisi Juara II. Keberhasilan ini menegaskan kualitas talenta siber Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan negara-negara tetangga di ASEAN.
Tim BSSN dan Semangat Kolaborasi
Tim BSSN yang mewakili Indonesia terdiri dari delapan profesional muda, yakni Anggi Rifa Pradana, Satrya Mahardika, Rizaldi Wahaz, Wisnu Irawan, Herlambang Rafli Wicaksono, Muhammad Faturrohman Sugiyarto, Nathanael Berliano Novanka Putra, dan Rayhan Ramdhany Hanaputra.
Kesuksesan mereka bukan sekadar hasil kemampuan individu, tetapi juga buah dari kerja sama solid, kedisiplinan, dan profesionalisme tim.
BSSN menekankan bahwa pencapaian ini merupakan bukti nyata bahwa talenta siber Indonesia memiliki daya saing kuat dan kemampuan teknis mumpuni, serta ketangguhan menghadapi tantangan keamanan siber yang semakin kompleks.
Prestasi ini juga sejalan dengan salah satu pilar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam membangun sumber daya manusia unggul secara berkelanjutan.
Penguatan Literasi Keamanan Siber Masyarakat
Selain fokus pada kompetisi internasional, BSSN terus mendorong edukasi publik tentang pentingnya keamanan siber. Salah satu program terbaru adalah Festival Digital Aman, yang digelar di Jakarta pada 6 Desember lalu melalui Direktorat Operasi Keamanan dan Pengendalian Informasi.
Acara ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai praktik aman di dunia maya.
Festival Digital Aman menjadi momentum strategis untuk menanamkan budaya keamanan siber, mulai dari penggunaan media sosial yang bijak hingga pemahaman tentang ancaman digital. BSSN percaya bahwa pendidikan siber kepada masyarakat luas adalah bagian penting dari ekosistem keamanan nasional.
Menjadi Teladan dalam Keamanan Siber ASEAN
Prestasi Juara II di ACS menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kapasitas keamanan siber yang kuat di kawasan ASEAN. Keberhasilan ini bukan hanya simbol prestise, tetapi juga bukti nyata dari komitmen BSSN dalam membangun SDM unggul dan kompeten di bidang siber.
BSSN menekankan bahwa kompetisi ini juga menjadi ajang evaluasi kemampuan teknis anggota tim dan mendorong inovasi dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang. Selain itu, ajang ini memperkuat hubungan antarnegara anggota ASEAN, membuka peluang kolaborasi di berbagai proyek keamanan digital.
Prestasi, Kolaborasi, dan Inovasi
Keikutsertaan Indonesia dalam ACS Hacking Contest menunjukkan bahwa negara ini mampu bersaing secara teknis dan strategis di level internasional. Prestasi tim BSSN menjadi cermin dari kemampuan, disiplin, dan semangat kerja sama yang kuat di kalangan profesional siber Tanah Air.
Lebih dari itu, pencapaian ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan kemampuan di bidang teknologi dan keamanan digital.
Dengan terus mengedukasi masyarakat dan menyiapkan talenta berbakat, Indonesia menunjukkan bahwa keamanan siber bukan hanya tanggung jawab lembaga pemerintah, tetapi juga bagian dari budaya nasional yang harus dibangun sejak dini.
Dengan kombinasi prestasi internasional, inovasi edukatif, dan penguatan kolaborasi regional, BSSN membuktikan bahwa Indonesia siap menghadapi tantangan keamanan siber global dengan profesionalisme dan semangat kontribusi untuk bangsa.