JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan distribusi bantuan bagi korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berlangsung cepat dan terkoordinasi.
Pos logistik klaster nasional menyalurkan bantuan pangan dan non-pangan seberat 125 ton melalui jalur udara dan laut, pada fase darurat bencana yang terjadi pada awal Desember 2025.
Pengiriman ini dilakukan Rabu, 10 Desember 2025, sebagai bagian dari upaya memastikan korban terdampak menerima bantuan dengan segera. Strategi pengiriman yang tepat waktu menjadi prioritas BNPB untuk mendukung pemulihan masyarakat terdampak.
Pengiriman Bantuan Melalui Jalur Udara
BNPB mengerahkan enam pesawat sewa untuk mengirimkan total bantuan seberat 90 ton. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Radity Jati, menjelaskan terdapat 6 sorti pengiriman, masing-masing mengangkut bantuan seberat 15 ton.
Selain itu, terdapat satu sorti tambahan menggunakan pesawat charter dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga membawa bantuan seberat 15 ton. Pengiriman pesawat bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menuju berbagai titik terdampak, yaitu Lhokseumawe, Takengon, Padang, Banda Aceh, dan Kualanamu.
“Seluruh dukungan ini ditujukan untuk memperkuat operasional lapangan, mendukung kebutuhan hunian sementara, pencahayaan darurat, serta kelengkapan peralatan bagi tim respons bencana di wilayah terdampak,” ujar Radity saat menerima serah terima bantuan.
Bantuan Lewat Jalur Laut
Selain jalur udara, pos logistik klaster nasional juga mengirimkan bantuan seberat 20 ton menggunakan kapal komersial. Strategi kombinasi pengiriman udara dan laut diharapkan mempercepat distribusi dan menjangkau wilayah terdampak yang sulit dijangkau, khususnya daerah pesisir dan pedalaman.
Dengan pendekatan ini, BNPB memastikan tidak ada hambatan logistik yang menghalangi penyaluran bantuan. Manajemen pengiriman dilakukan secara efektif dan efisien, mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, hingga pengendalian arus barang, peralatan, dan informasi dari titik asal ke titik tujuan.
Rekapitulasi Stok Bantuan
Pos logistik klaster nasional mencatat pada 9 Desember 2025, bantuan yang tersimpan di gudang mencapai 468,45 ton. Bantuan tersebut berasal dari 34 donatur, baik individu, organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, maupun lembaga pemerintah.
Bantuan yang dikumpulkan meliputi makanan, sandang, obat-obatan, tenda, dan perlengkapan higiene. Pos logistik mencatat 10 jenis bantuan terbanyak, yaitu: beras, mi instan, air mineral, biskuit, susu kotak, sarung, pembalut, popok bayi, sabun, dan selimut.
Pengiriman bantuan pada Selasa, 9 Desember 2025, menggunakan pesawat sewa BNPB dan Hercules TNI AU dengan total berat 104,55 ton. Jumlah ini menambah stok yang telah diterima sebelumnya, sehingga total bantuan yang siap dikirimkan semakin besar.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Pos logistik BNPB masih terus menerima bantuan pangan dan non-pangan. Pada Selasa kemarin, pos logistik menerima 151 ton bantuan dari Garuda Indonesia (GI) berupa pangan dan non-pangan.
Selanjutnya, bantuan dari Kementerian ESDM seberat 3 ton diterima langsung oleh Wakil Menteri Yuliot Tanjung. Bantuan ini meliputi tenda keluarga, lampu solar cell, cleaner diesel, air matras, tenda ukuran 6×4 dan 6×6 meter, lampu emergensi, serta peralatan pemotong seperti chainsaw dan mata gergaji.
Radity menegaskan bahwa semua dukungan ini diperuntukkan untuk memperkuat operasional lapangan, menyediakan hunian sementara, penerangan darurat, dan peralatan bagi tim respons bencana.
“Seluruh dukungan ini ditujukan untuk memperkuat operasional lapangan, mendukung kebutuhan hunian sementara, pencahayaan darurat, serta kelengkapan peralatan bagi tim respons bencana di wilayah terdampak,” ujar Deputi Radity.
Peran Aktif Masyarakat dan Donatur
BNPB mencatat berbagai lembaga pemerintah, organisasi kemasyarakatan, unit TNI, dunia usaha, dan donatur perseorangan turut memberikan dukungan logistik dengan total 136 ton. Partisipasi semua pihak ini menjadi bukti nyata kepedulian terhadap korban bencana di tiga provinsi terdampak.
Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat, dan individu ini tidak hanya mempercepat distribusi bantuan, tetapi juga memastikan bantuan diterima dengan tepat sasaran. Strategi ini menjadi kunci untuk mendukung fase darurat dan pemulihan warga terdampak banjir dan longsor.
Optimasi Distribusi Bantuan
Pos logistik klaster nasional mengoptimalkan pengiriman bantuan melalui jalur udara dan darat. Manajemen logistik dilakukan secara komprehensif, mulai dari proses perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, hingga pengendalian arus barang dan informasi.
Pendekatan ini memungkinkan setiap bantuan sampai ke tangan korban secara cepat, aman, dan tepat sasaran. Sistem manajemen yang efektif menjadi faktor penentu dalam memastikan setiap item bantuan dapat dimanfaatkan optimal di lapangan.
Distribusi bantuan sebesar 125 ton melalui jalur udara dan laut menunjukkan kesiapsiagaan BNPB dalam merespons bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dukungan dari pemerintah, TNI, organisasi masyarakat, dunia usaha, dan donatur perseorangan memperkuat upaya penanganan darurat.
BNPB menegaskan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak serta manajemen logistik yang baik menjadi kunci agar bantuan dapat tersalurkan dengan cepat, aman, dan tepat sasaran. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meringankan beban warga terdampak bencana sekaligus mempercepat pemulihan wilayah yang terdampak.
Dengan strategi pengiriman yang terkoordinasi dan partisipasi aktif dari semua pihak, BNPB memastikan bahwa bantuan yang dikirimkan tidak hanya tepat jumlah, tetapi juga tepat waktu dan sesuai kebutuhan korban.