Jakarta - Sering kali, masalah finansial menjadi sumber utama konflik dalam rumah tangga, menyebabkan ketegangan dan mengganggu keharmonisan hubungan keluarga.
Untuk mencegah hal ini, Anda wajib mengetahui cara mengatur keuangan rumah tangga dengan efektif.
Langkah awalnya adalah dengan menyusun anggaran bulanan yang terperinci, menetapkan prioritas pengeluaran, dan menyisihkan dana untuk masa depan.
Mari simak panduan lengkap mengenai cara mengatur keuangan rumah tangga berikut ini.
Pentingnya Mengelola Keuangan Rumah Tangga dengan Baik
Setiap keluarga wajib mengelola finansial rumah tangga dengan cermat. Hal ini diperlukan untuk menghindari krisis keuangan yang berpotensi memicu stres, ketidakstabilan ekonomi, bahkan keretakan dalam hubungan keluarga.
Di samping itu, pengaturan keuangan juga berkontribusi pada penciptaan stabilitas dalam hubungan suami istri. Dengan perencanaan yang baik, kebutuhan harian dapat dipastikan terpenuhi, dan rencana untuk masa depan yang lebih baik dapat disusun.
Dengan adanya pengelolaan keuangan keluarga, Anda juga dapat terhindar dari akumulasi utang yang menumpuk dan dapat menurunkan skor kredit Anda.
Ini terjadi karena Anda dan pasangan telah bersama-sama menentukan alokasi dana untuk setiap kebutuhan secara terstruktur.
Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Sering kali, permasalahan finansial dalam rumah tangga muncul akibat kurangnya pengelolaan keuangan yang efektif.
Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan menyusun anggaran yang baik, minimnya komunikasi terbuka antar pasangan mengenai uang, dan kebiasaan pengeluaran yang tidak terkontrol.
Kondisi ini juga bisa diperparah karena adanya pengambilan pinjaman atau kredit yang nilainya melampaui total pendapatan bulanan.
Akhirnya, beban finansial menjadi semakin berat dan dapat menjebak keluarga dalam lingkaran utang yang sulit dihindari.
Agar situasi tersebut tidak menimpa Anda, ikuti cara mengatur keuangan rumah tangga berikut ini:
1. Hitung Semua Pemasukan
Pastikan Anda menghitung secara cermat semua sumber pendapatan yang masuk setiap bulan, termasuk gaji pokok, bonus, atau penghasilan lain-lain. Tindakan ini memberikan Anda gambaran yang jelas mengenai total dana yang tersedia bulanan, sehingga Anda dapat mengatur pengeluaran dengan lebih bijaksana.
2. Catat Setiap Pengeluaran Keluarga
Buatlah dokumentasi yang rinci untuk semua pengeluaran, baik yang sifatnya harian maupun bulanan.
Pencatatan ini akan membantu Anda memahami kategori pengeluaran terbesar dan memungkinkan Anda mengidentifikasi pos mana yang bisa dihemat. Selain itu, Anda dapat memastikan total pengeluaran tidak melampaui pendapatan. Anda bisa mencatatnya secara manual atau memanfaatkan aplikasi digital yang tersedia.
3. Pahami Perbedaan Antara Kebutuhan dan Keinginan
Manajemen finansial rumah tangga yang efektif dimulai dari kemampuan membedakan apa itu kebutuhan dan apa itu keinginan.
Kebutuhan adalah hal-hal dasar yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup, seperti makanan, pakaian, biaya kesehatan, transportasi, dan tempat tinggal.
Sementara itu, keinginan adalah segala sesuatu yang didambakan seseorang tetapi tidak selalu mutlak diperlukan, misalnya hal-hal yang bersifat hiburan atau selera pribadi.
Jangan sampai Anda membelanjakan uang untuk daftar keinginan dan mengabaikan kebutuhan primer. Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok; daftar keinginan dapat diakomodasi hanya jika anggaran keuangan Anda memadai.
4. Susun Daftar Prioritas Kebutuhan
Buatlah daftar kebutuhan yang harus dipenuhi dengan menempatkan yang paling penting di urutan teratas.
Ini membantu Anda menghindari pengeluaran yang didasarkan pada dorongan sesaat (impulsif) dan memastikan kebutuhan paling utama telah terpenuhi lebih dahulu.
Jika tidak ada skala prioritas, keluarga cenderung kesulitan mengalokasikan sumber daya keuangan secara efisien.
Pengeluaran bisa menjadi tidak terfokus, sehingga muncul risiko kegagalan membayar kebutuhan esensial, seperti makanan, tagihan penting, atau alokasi tabungan.
5. Buat Rencana Anggaran Belanja Rumah Tangga
Susunlah anggaran belanja berdasarkan kalkulasi pendapatan dan data pengeluaran yang telah dicatat.
Tetapkan batas maksimal untuk setiap kategori pengeluaran dan berdisiplinlah mengikuti rencana yang sudah dibuat ini.
Salah satu metode yang populer adalah mengadopsi aturan 50/30/20 untuk menganggarkan pendapatan setelah pajak.
Anggaran ini dibagi menjadi tiga kategori utama: kebutuhan hidup, pengeluaran fleksibel, dan tujuan keuangan jangka panjang. Berikut rincian panduannya:
- 50% dialokasikan untuk kebutuhan hidup, mencakup biaya sewa atau cicilan properti, tagihan utilitas (listrik, air, gas), makanan sehari-hari dan bahan makanan, serta transportasi (misalnya pembelian bahan bakar).
- 30% dialokasikan untuk pengeluaran fleksibel, seperti biaya rekreasi (tiket bioskop, gym), makan di luar, hobi, hadiah untuk perayaan, dan barang-barang yang bersifat non-esensial (misalnya pakaian atau perabotan rumah tangga tambahan).
- 20% dialokasikan untuk tujuan keuangan jangka panjang, termasuk dana darurat untuk situasi tak terduga, menabung atau berinvestasi untuk dana pensiun, menabung untuk pendidikan anak, atau melunasi utang dengan bunga tinggi (misalnya pinjaman pendidikan atau kredit perumahan).
Tentu saja, pedoman ini bukanlah aturan yang bersifat mutlak. Setiap keluarga berbeda dan memiliki skala prioritas kebutuhannya masing-masing. Intinya, pastikan kebutuhan untuk keberlangsungan hidup tidak terabaikan hanya karena memprioritaskan pengeluaran fleksibel yang termasuk kategori keinginan dan bukan kebutuhan esensial.
6. Sisihkan Dana Tabungan, Investasi, dan Dana Darurat
Alokasikan sejumlah uang secara rutin setiap bulan untuk tabungan, investasi, dan dana darurat. Ketiga jenis dana ini berfungsi untuk menjaga stabilitas finansial dan secara bertahap membantu Anda mencapai kemerdekaan finansial.
Untuk dana darurat, Anda dan pasangan dianjurkan menyiapkan dana setara sembilan kali total pengeluaran bulanan.
Jumlah ini harus ditingkatkan jika Anda sudah memiliki anak. Bagi pasangan yang sudah menikah dan memiliki anak, sebaiknya siapkan dana darurat setara dua belas kali total pengeluaran bulanan.
Selain dana darurat, penting juga untuk mempertimbangkan investasi agar kondisi finansial Anda dan pasangan terasa lebih aman di masa depan.
7. Manfaatkan Cashback, Diskon, dan Promo saat Berbelanja
Lakukan belanja yang cerdas dengan memanfaatkan promo, diskon, atau cashback ketika berbelanja di pasar, supermarket, atau secara daring (online). Jika Anda memiliki riwayat skor kredit yang baik, biasanya Anda akan mendapatkan penawaran menarik dari kartu debit atau kartu kredit yang digunakan. Cara ini dapat membantu Anda menghemat uang tanpa harus mengorbankan kualitas atau kebutuhan pokok.
8. Jaga Rasio Utang Tetap Sehat di Angka 30%
Rasio utang yang sehat adalah kondisi di mana total cicilan utang bulanan tidak melebihi 30 % dari total pendapatan bulanan.
Jika utang yang dimiliki melebihi batas tersebut, Anda dan pasangan harus segera meninjau kembali pengeluaran yang ada dan mencari solusi penyelesaian.
Utang yang melebihi pendapatan dapat memperburuk skor kredit Anda dan menimbulkan dampak negatif pada kemampuan mendapatkan pinjaman baru di masa depan.
Hal ini bisa menghambat rencana pembelian mobil atau rumah, bahkan menghalangi Anda mendapatkan kartu kredit dengan bunga yang wajar.
Selain itu, skor kredit yang buruk membuat Anda dianggap berisiko tinggi oleh pemberi pinjaman, yang berujung pada penolakan atau pemberian ketentuan pinjaman yang kurang menguntungkan, seperti suku bunga yang sangat tinggi.
Kondisi ini akan sangat menyulitkan Anda dalam merencanakan masa depan finansial yang stabil dan merugikan Anda secara jangka panjang.
9. Dapatkan Sumber Penghasilan Tambahan
Jika memungkinkan, carilah sumber pendapatan tambahan. Ini bisa didapat dari pekerjaan paruh waktu, mengambil proyek freelance, atau mengembangkan hobi yang dapat menghasilkan uang tambahan.
Pendapatan ekstra ini akan sangat membantu meringankan beban utang dan memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
10. Lakukan Evaluasi Secara Berkala
Lakukan peninjauan dan evaluasi rutin terhadap anggaran dan kondisi keuangan Anda. Sesuaikan rencana jika terjadi perubahan pada pendapatan atau pengeluaran, dan pastikan Anda tetap berada pada jalur yang benar untuk mencapai tujuan-tujuan finansial yang sudah ditetapkan.
Itulah beberapa langkah praktis yang bisa Anda ikuti untuk mengelola keuangan rumah tangga dan mencegah pemborosan. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda akan membangun kebiasaan keuangan yang bertanggung jawab, mengelola dana dengan bijaksana, menjaga kestabilan finansial keluarga, serta menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
Sebagai penutup, menerapkan cara mengatur keuangan rumah tangga butuh komitmen. Mulailah dengan membuat anggaran dan membedakan kebutuhan dari keinginan, demi stabilitas finansial dan keluarga yang harmonis.