JAKARTA - Pemerintah kembali menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pembangunan perumahan di seluruh Indonesia.
Kali ini, fokus utama adalah membangun ekosistem rantai pasok yang berbasis wilayah, sehingga setiap UMKM dapat terhubung secara langsung dengan kebutuhan pengembang maupun industri konstruksi.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengungkapkan bahwa pemetaan awal akan dilakukan di tiga wilayah yang memiliki potensi kuat dalam sektor perumahan, yaitu Serang, Bogor, serta Semarang–Kendal.
“Kami membangun ekosistem rantai pasok UMKM untuk sektor perumahan. Dengan pemetaan ini, UMKM di tiap daerah dapat terhubung langsung dengan kebutuhan pengembang,” ujar Maman.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memastikan UMKM tidak hanya menjadi pelaku ekonomi mikro, tetapi juga menjadi pilar penting dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat, baik rumah subsidi maupun rumah umum.
Sinergi Antar-Kementerian untuk Ekosistem UMKM
Pertemuan antara Menteri UMKM dan Menteri PKP tidak hanya membahas pemetaan wilayah, tetapi juga mengupayakan sinergi yang lebih kuat antara kedua kementerian.
Fokus utama adalah penguatan UMKM agar mampu mendukung rantai pasok bahan bangunan, jasa konstruksi, serta industri pendukung pembangunan hunian.
Ara menegaskan, UMKM memiliki peran strategis dalam pembangunan perumahan rakyat. “Selama kualitas UMKM baik, kita akan sinergikan dengan Kementerian PKP. Kita ingin UMKM menjadi bagian penting dari ekosistem perumahan,” jelasnya.
Menurut Ara, sinergi ini akan memungkinkan pengembang memanfaatkan produk dan jasa lokal secara optimal, sekaligus membuka peluang UMKM untuk tumbuh dan meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Lebih jauh, pemerintah menekankan pentingnya pemetaan UMKM berbasis wilayah agar setiap pelaku usaha bisa diketahui kekuatannya, jenis produk yang ditawarkan, serta kapasitas produksi.
Dengan data yang terintegrasi, pemerintah dan pengembang dapat lebih mudah menyusun strategi kolaborasi untuk pembangunan perumahan di daerah tersebut.
Kompetisi Sehat Dorong Kualitas Pembangunan
Ara menilai kompetisi sehat antar-UMKM akan berdampak signifikan pada kualitas pembangunan rumah, baik rumah subsidi maupun rumah umum.
“Saya melihat ekosistem UMKM perumahan ini kompetitifnya kuat. Dengan adanya kompetisi yang sehat dan pengembang yang mau memberi kesempatan, rakyat yang paling diuntungkan,” tegasnya.
Kompetisi ini tidak hanya mendorong UMKM meningkatkan kualitas produknya, tetapi juga mendorong inovasi, efisiensi, dan pemanfaatan teknologi modern dalam pembangunan perumahan. Hal ini menjadi modal penting bagi UMKM untuk bersaing, sekaligus meningkatkan daya saing lokal di tingkat nasional.
Selain itu, pemerintah juga ingin memastikan bahwa keterlibatan UMKM dalam pembangunan perumahan tidak hanya bersifat simbolis, tetapi memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, seperti terciptanya lapangan kerja baru, peningkatan kualitas hunian, serta keterjangkauan harga bagi konsumen.
Skema Pembiayaan KUR Perumahan Mendukung UMKM
Pemerintah juga membahas pemanfaatan skema pembiayaan KUR Perumahan, yang merupakan kredit UMKM khusus untuk sektor perumahan. Skema ini diarahkan agar UMKM dapat memperluas keterlibatan dalam penyediaan material, jasa konstruksi, serta layanan pendukung pembangunan hunian.
Ara menekankan, KUR Perumahan memungkinkan UMKM untuk mendapatkan modal kerja yang dibutuhkan, meningkatkan kapasitas produksi, dan secara bertahap naik kelas menjadi pelaku usaha yang lebih besar dan mandiri.
Skema ini juga diharapkan dapat membuka peluang bagi UMKM untuk bekerja sama dengan pengembang besar, sehingga rantai pasok pembangunan perumahan semakin kokoh dan efisien.
Salah satu contoh yang disoroti adalah pelaku UMKM Angga Wawan, yang berhasil berkembang dari UMKM kecil hingga menjadi pengembang sukses. Kisah ini dijadikan inspirasi bagi para pelaku UMKM lainnya agar memiliki visi jangka panjang, mentor yang tepat, serta disiplin dalam pengelolaan usaha.
Harapan Pemerintah untuk UMKM Unggul dan Berkelanjutan
Kementerian PKP optimistis, kolaborasi dengan Kementerian UMKM akan mempercepat pertumbuhan UMKM unggul di sektor perumahan. Hal ini sekaligus memperkuat ekosistem pembangunan perumahan rakyat yang layak, terjangkau, dan berkualitas.
Ara menambahkan, keberhasilan UMKM tidak hanya diukur dari sisi ekonomi, tetapi juga dari kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan pembangunan nasional.
Pemerintah berharap UMKM yang unggul akan menjadi penggerak ekonomi lokal, mampu memanfaatkan peluang pasar, serta berkontribusi pada pembangunan rumah berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Pemerintah juga menekankan pentingnya pengembangan kapasitas UMKM melalui pelatihan, pendampingan, dan forum kolaborasi antar-lembaga serta masyarakat. Forum seperti ini akan menjadi media pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan strategi bisnis yang efektif untuk memperkuat posisi UMKM di sektor perumahan.
Maman dan Ara sepakat, keberhasilan pemetaan dan penguatan UMKM tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga mendukung pencapaian tujuan nasional dalam penyediaan hunian yang layak, terjangkau, dan merata di seluruh Indonesia.
“Dengan sinergi yang baik, UMKM akan menjadi bagian penting dari ekosistem pembangunan perumahan rakyat. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hunian, tetapi juga mendorong UMKM naik kelas, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tutup Maman.