JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia pada 11 Desember 2025.
Hujan intensitas ringan diperkirakan mendominasi beberapa daerah, sementara hujan petir perlu diwaspadai khususnya di Provinsi Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Fenomena cuaca ini menandakan perubahan kondisi atmosfer yang dinamis. Masyarakat dihimbau tetap waspada, terutama bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan atau berada di wilayah pesisir dan perairan.
BMKG juga memperingatkan adanya angin kencang di sejumlah provinsi akibat bibit siklon yang terbentuk di Samudra Hindia barat Bengkulu, sehingga kecepatan angin dapat mencapai 4–25 knot disertai gelombang tinggi.
Wilayah Berpotensi Hujan dan Angin Kencang
Selain hujan lebat, sejumlah daerah diprediksi mengalami angin kencang. Provinsi yang harus mewaspadai kondisi ini antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, dan Papua.
BMKG mengingatkan bahwa bibit siklon di Samudra Hindia barat Bengkulu menjadi penyebab utama angin kencang yang melanda wilayah ini.
Masyarakat diminta untuk memperhatikan informasi cuaca terbaru dan tetap menjaga keselamatan saat bepergian, terutama di daerah pesisir dan dataran rendah yang rawan banjir atau angin kencang.
Prakiraan Cuaca di Kota-Kota Besar
BMKG juga merinci kondisi cuaca yang diperkirakan terjadi di sejumlah kota besar:
Sumatera
Berawan: Banda Aceh, Padang
Hujan Ringan: Bengkulu, Jambi, Medan, Pekanbaru, Bandar Lampung, Tanjung Pinang, Pangkal Pinang
Hujan Sedang: Palembang
Jawa
Berawan: Yogyakarta
Hujan Ringan: Jakarta, Bandung, Semarang, Serang
Hujan Petir: Surabaya
Bali & Nusa Tenggara
Hujan Ringan: Denpasar, Mataram
Hujan Petir: Kupang
Kalimantan
Hujan Ringan: Samarinda, Banjarbaru, Tanjung Selor, Palangkaraya
Hujan Petir: Pontianak
Sulawesi
Berawan: Gorontalo, Palu
Hujan Ringan: Kendari, Mamuju, Manado, Makassar
Maluku & Papua
Berawan: Nabire, Merauke, Sorong
Hujan Ringan: Sofifi, Jayapura, Ambon, Jayawijaya, Manokwari
Waspada Gelombang Laut Tinggi
BMKG memperingatkan gelombang laut tinggi di beberapa perairan. Gelombang setinggi 1,25–2,5 meter diprediksi terjadi di:
Selat Malaka (bagian utara)
Samudra Hindia (Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, selatan Bali, selatan NTT dan NTB)
Samudra Pasifik (utara Maluku, Papua Barat, utara Papua Barat Daya)
Selat Karimata (bagian utara dan selatan)
Laut Natuna Utara
Laut Maluku
Laut Arafuru (bagian timur, utara, dan tengah)
Sementara itu, gelombang tinggi 2,5–4 meter perlu diwaspadai di Samudra Hindia bagian barat Aceh, barat Kepulauan Mentawai, barat Kepulauan Nias, dan barat Bengkulu.
Nelayan, pelaut, dan masyarakat pesisir diimbau untuk memperhatikan peringatan dini, menunda aktivitas laut jika memungkinkan, dan selalu memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG.
Tips Keselamatan di Tengah Cuaca Ekstrem
Menghadapi cuaca ekstrem, BMKG dan pemerintah daerah menyarankan beberapa langkah antisipatif:
Tetap mengikuti informasi cuaca terkini melalui media resmi BMKG dan aplikasi cuaca.
Membatasi aktivitas luar ruangan saat hujan lebat, petir, atau angin kencang.
Mempersiapkan perlengkapan darurat seperti jas hujan, senter, dan peralatan keselamatan di rumah.
Menghindari perairan saat gelombang tinggi dan angin kencang melanda wilayah pesisir.
Menjaga kendaraan dan properti dari potensi kerusakan akibat hujan deras atau angin kencang.
Dengan langkah-langkah ini, masyarakat dapat meminimalisir risiko dan tetap aman menghadapi dinamika cuaca yang ekstrem.
Siaga Menghadapi Perubahan Cuaca
Prakiraan cuaca 11 Desember 2025 menunjukkan potensi hujan, petir, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia. Kondisi ini menegaskan pentingnya kewaspadaan dan persiapan masyarakat menghadapi fenomena alam yang tak selalu dapat diprediksi.
BMKG menekankan bahwa pemantauan rutin, kesadaran terhadap peringatan dini, dan tindakan antisipatif menjadi kunci keselamatan. Dengan mengikuti panduan ini, masyarakat dapat menjalani aktivitas harian dengan lebih aman sekaligus meminimalisir dampak buruk dari cuaca ekstrem.