JAKARTA - Pengembangan ekonomi kreatif di Maluku Utara kini memasuki fase yang lebih terarah dengan hadirnya sinergi strategis antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Melalui pendekatan kolaboratif, Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) memperkuat komitmennya untuk membantu Maluku Utara membangun ekosistem kreatif yang menyentuh berbagai subsektor penting seperti musik, gim, konten kreatif, hingga kuliner.
Fokus ini bukan hanya untuk meningkatkan daya saing, tetapi juga memastikan seluruh potensi kreatif daerah dapat dimaksimalkan secara berkelanjutan.
Pertemuan antara Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Irene Umar dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda berlangsung di Autograph Tower, Jakarta.
Berdasarkan siaran pers kementerian pada Selasa, diskusi keduanya menyinggung strategi eksposur, penguatan basis data, serta upaya komersialisasi karya kreatif Maluku Utara.
Melalui pendekatan terpadu ini, pemerintah pusat dan daerah berupaya membangun ekosistem yang tidak hanya mampu mengembangkan kreativitas, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru.
Strategi Eksposur: Memperluas Jangkauan Kreativitas Lokal
Salah satu fokus utama yang ditekankan Irene Umar adalah penguatan eksposur karya musisi lokal Maluku Utara. Ia melihat bahwa potensi musik dari wilayah timur Indonesia sangat besar, namun belum mendapatkan panggung seluas yang seharusnya. Oleh karena itu, pemanfaatan platform digital menjadi kunci.
“Ini membutuhkan penguatan konten kreator dan kampanye digital. Kita bisa dorong ke TikTok, kolaborasi dengan Spotify, untuk mengangkat musik Indonesia Timur, serta menyiapkan panggung di ruang publik seperti Dukuh Atas atau Blok M,” katanya.
Strategi ini menunjukkan bahwa upaya penguatan eksposur tidak hanya mengandalkan promosi tradisional, tetapi juga memanfaatkan ruang publik dan platform yang dekat dengan generasi muda.
Pendekatan tersebut memungkinkan talenta Maluku Utara tampil di ruang yang lebih kompetitif dan dapat diakses oleh audiens nasional bahkan global.
Selain itu, keberadaan panggung publik di kawasan populer seperti Dukuh Atas atau Blok M memberikan kesempatan bagi musisi lokal untuk tampil bersama talenta dari berbagai daerah lain, sehingga memperluas jejaring kreatif mereka.
Basis Data Kreatif: Infrastruktur Informasi untuk Akselerasi Pasar
Selain eksposur, Irene juga menyoroti perlunya basis data yang terstruktur. Dalam industri kreatif, data adalah salah satu aset terpenting untuk menghubungkan pelaku kreatif dengan pelaku industri, brand, penyelenggara acara, maupun investor. Tanpa data yang jelas, banyak potensi talenta lokal yang tetap tersembunyi.
“Mall, event, bahkan brand sering kesulitan mencari hidden gems. Kalau kita punya database lengkap berisi talenta, produk, dan rate card, kita bisa langsung menghubungkan mereka dengan pasar,” ujarnya.
Penyiapan database ini mencakup produk kreatif, layanan, daftar tarif, serta katalog talenta lokal. Dengan demikian, proses matchmaking antara pelaku kreatif dan industri bisa berlangsung lebih cepat dan profesional.
Untuk memastikan kurasi berlangsung maksimal, Kemenekraf/Badan Ekonomi Kreatif siap memfasilitasi proses tersebut melalui platform Ekraf Hunt.
Platform ini selama ini digunakan sebagai ruang seleksi talenta, memudahkan identifikasi potensi lokal dari berbagai daerah. Kehadirannya dapat mendorong talenta Maluku Utara untuk lebih siap memasuki pasar kreatif nasional.
Penguatan Talenta: Menyiapkan SDM Kreatif agar Tahan Lama
Irene menekankan bahwa pertumbuhan ekosistem kreatif tidak hanya bergantung pada viralitas atau momentum sesaat. Ia menegaskan pentingnya menyiapkan talenta agar memiliki kesiapan struktural.
“Kita ingin memastikan bahwa ketika ada yang viral, mereka tidak hanya naik cepat tetapi juga bertahan. Jangan sampai terjadi easy come, easy go. Talenta harus siap secara legal, finansial, dan komersial,” katanya.
Dengan demikian, pelaku kreatif tidak hanya fokus pada produksi karya, tetapi juga membangun kapasitas manajemen diri, pemahaman kontrak, manajemen keuangan, hingga strategi komersialisasi.
Upaya pembinaan talenta semacam ini berperan penting dalam membangun industri kreatif yang tidak rapuh dan mampu menghadapi dinamika pasar. Ketika talenta memiliki fondasi kuat, keberlangsungan industri kreatif daerah pun dapat terjamin.
Inisiatif Daerah: Memperkuat Akar Kreativitas Lokal
Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah menjalankan sejumlah langkah untuk memperkuat ekosistem kreatif. Salah satunya adalah kompetisi musik daerah yang kini menerapkan standar lebih ketat.
“Dulu peserta kebanyakan menyanyikan cover, kini kami hanya menerima karya orisinal,” katanya. Langkah ini penting untuk mendorong penciptaan karya asli serta memperkaya katalog musik Maluku Utara.
Selain itu, Festival Musik Indonesia Timur akan diluncurkan tahun depan di Jakarta dan direncanakan sebagai acara tahunan. Festival ini akan menjadi ruang representasi yang kuat bagi musisi dari kawasan timur Indonesia, termasuk Maluku Utara.
Lokasi penyelenggaraan di Jakarta memberikan peluang lebih besar untuk memperluas perhatian publik dan industri terhadap karya-karya dari wilayah timur.
Pengembangan Sub-sektor Kreatif Lain: Kuliner, Konten, Gim, dan Produk Ekspor
Selain musik, pemerintah provinsi juga tengah mengembangkan berbagai sektor kreatif lainnya seperti kuliner, kreasi konten, ekspor produk kreatif, serta pengembangan gim.
Gubernur menilai cerita rakyat memiliki potensi besar untuk diadaptasi menjadi gim, animasi, maupun konten digital. Narasi budaya lokal dapat menjadi kekuatan unik yang tidak dimiliki daerah lain.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara juga berencana mengangkat Ternate sebagai Kota Rempah. Upaya ini sejalan dengan pengembangan komoditas unggulan seperti kenari, kopi pala, dan cengkeh produk-produk yang memiliki nilai historis sekaligus pasar kuat.
Branding kota berbasis rempah dapat memperkuat identitas daerah sambil membuka peluang ekonomi kreatif di sektor kuliner, pariwisata, dan produk turunan.
Ekosistem Kreatif yang Dibangun Secara Menyeluruh
Dari berbagai strategi dan inisiatif yang disampaikan, terlihat jelas bahwa pembangunan ekosistem kreatif di Maluku Utara sedang diarahkan pada pendekatan menyeluruh yang mencakup eksposur, basis data, penguatan talenta, hingga pengembangan subsektor kreatif yang beragam.
Dengan sinergi antara Kemenekraf dan pemerintah provinsi, Maluku Utara memiliki peluang besar untuk memperluas dampak ekonomi kreatif dan membawa potensi budaya lokal ke panggung nasional maupun internasional.